Sistem pelumasan pada mobil memiliki peran penting untuk menjaga ketahanan dan keawetan kerja mesin mobil. Sistem inilah yang akan mempertahankan agar kondisi komponen di dalam mesin bisa tetap awet meskipun bekerja pada beban dan kondisi kerja mesin yang ekstrem.
Setidaknya tedapat 10 komponen penting pada sistem pelumasan yang memiliki fungsi masing-masing (baca : Cara kerja sistem pelumasan mesin mobil dan komponenya). Komponen-komponen inilah yang kemudian akan membentuk sebuah sistem pelumasan pada mesin mobil.
Nah, pada artikel kali ini, ombro akan berbagi informasi tentang fungsi sistem pelumasan pada mobil. Simak 5 Fungsi sistem pelumasan pada mobil dibawah ini.
1. Mengalirkan minyak pelumas ke seluruh komponen mesin
Fungsi sistem pelumasan pada mobil yang pertama adalah untuk mengalirkan minyak pelumas (oli mesin) ke seluruh komponen mesin yang berada dalam jangkauan sistem pelumasan seperti misalnya pada metal duduk (crankshaft bearing), metal jalan (conrod bearing), dinding silinder mesin, piston, dan lain-lain.
Komponen sistem pelumasan yang bertugas untuk mengalirkan minyak pelumas ke seluruh komponen mesin ini adalah pompa oli (oil pump). Ya, pompa oli (oil pump) digunakan untuk memompa minyak pelumas dari bak penampungan oli menuju ke saluran-saluran oli yang sudah di desain sedemikian rupa di dalam sistem pelumasan.
Dengan begitu, oli akan mengalir menuju komponen-komponen mesin mulai dari silinder blok hingga ke silinder head untuk melumasi bagian-bagian mesin yang berputar dan bergesek.
2. Menampung, menyaring, dan membersihkan minyak pelumas
Fungsi sistem pelumasan pada mobil yang ke dua adalah untuk menampung, menyaring dan membersihkan minyak pelumas untuk digunakan kembali dalam melumasi komponen-komponen mesin yang berkerja. Ada 3 komponen penting yang bertugas untuk memenuhi fungsi ini yaitu bak penampungan oli mesin, oil strainer, dan filter oli mesin.
Bak penampungan oli berfungsi untuk menampung seluruh oli mesin yang sudah digunakan oleh mesin. Pada bak penampungan oli ini kerap ditambahkan magnet untuk mengumpulkan serpihan logam agar tidak terhisap oleh pompa oli.
Sedangkan oil strainer adalah saringan oli yang berfungsi untuk mencegah kotoran berukuran besar agar tidak terhisap masuk ke pompa oli mesin.
Filter oli digunakan untuk menyaring oli dari kotoran-kotoran yang berukuran kecil dan halus agar oli yang dialirkan menuju ke komponen mesin sudah dalam keadaan bersih kembali. Filter oli merupakan komponen pada sistem pelumas yang paling sering cepat kotor, oleh karena itu, filter oil ini wajib diganti setidaknya setiap 2 kali ganti oli mesin.
3. Mengatur tekanan minyak pelumas
Fungsi sistem pelumasan pada mobil yang ke tiga adalah untuk mengatur tekanan minyak pelumas yang mengalir kedalam saluran oli dan komponen mesin lainnya. Komponen yang berfungsi untuk mengatur tekanan ini dikenal dengan sebutan oil pressure regulator, letaknya tepat setelah komponen pompa oli mesin.
Tekanan oli mesin tetap perlu diatur oleh sistem pelumas untuk mencegah terjadinya perubahan tekanan akibat perbedaan kecepatan putaran mesin yang bisa mengakibatkan efek buruk bagi mesin, seperti misalnya kekurangan oli (saat rpm rendah), atau tekanan oli berlebihan (pada rpm tinggi).
Dengan adanya pengaturan tekanan ini, maka aliran minyak pelumas tetap sama dan dapat dipertahankan serta tetap dapat mengalir ke seluruh komponen mesin meskipun terjadi perbedaan kecepatan putaran pada pompa oli mesin.
Baca juga :
4. Memberi informasi tentang kondisi pelumas pada pengemudi
Fungsi sistem pelumasan pada mobil yang ke empat pada mobil adalah sebagai pemberi informasi tentang kondisi pelumas pada pengemudi. Komponen yang bertugas untuk menjalankan fungsi ini adalah oil pressure switch dan oil indikator lamp yang ada di panel dashboard pengemudi.
Ketika mesin belum hidup dan tekanan oli mesin belum ada, maka lampu indikator oli akan menyala. Setelah mesin hidup dan muncul tekanan pada oli mesin, maka lampu indikator oli akan padam. Dengan begitu, maka pengemudi bisa mengetahui bahwa kondisi sistem pelumasan mobil dalam kondisi yang baik dan normal.
Jika lampu indikator oli ini terus menyala, baik pada saat mesin mati atau saat mesin hidup, hal ini menandakan bahwa ada masalah yang terjadi pada sistem pelumasan mobil seperti misalnya oli mesin kurang / habis atau oli mesin sudah perlu diganti.
Dengan adanya fungsi ini, maka pengemudi dengan mudah bisa mendapatkan informasi secara aktual tentang kondisi sistem pelumasan yang ada di mobil..
5. Mencegah kerusakan pada seluruh komponen mesin
Fungsi sistem pelumasan pada mobil yang terakhir ombro ketahui adalah untuk mencegah kerusakan pada seluruh komponen mesin. Fungsi ini sepenuhnya dilakukan oleh oli mesin. Oli mesin memiliki 5 fungsi bagi mesin yaitu sebagai pelumas, pembersih, penyerap panas, perapat dan penutup celah, serta ntuk mencegah karat. (baca : Fungsi oli mesin )
Seluruh fungsi oli mesin tersebut berfungsi untuk mencegah kerusakan pada seluruh komponen mesin akibat panas berlebih dan aus akibat terus bergesekan. Ya, saat mesin bekerja, mesin akan menghasilkan panas yang dapat membuat komponen-komponen mesin memuai. Tanpa pelumasan, komponen-komponen yang memuai tadi bisa macet dan menjadi rusak.
Oleh karena itu, menjaga kualitas oli mesin dengan menggantinya secara teratur berarti kita sudah berupaya untuk mencegah kerusakan pada seluruh komponen mesin.
Demikianlah artikel tentang fungsi sistem pelumas pada mobil yang bisa ombro sampaikan semoga bisa bermanfaat.
Artikel ini diarsipkan pada kategori : Teori-Otomotif
[ad_2]
Source link
0 Response to "5 Fungsi sistem pelumasan pada mobil"
Posting Komentar